Kamis, 25 Desember 2008

Kita Butuh Laki-laki

Kalau kita mencermati lembaran sirah Rasulullah, maka kita akan melihat bahwa beliau adalah orang yang memiliki cita-cita besar. Tapi beliau sadar- sesadarnya bahwa cita-cita agung harus didukung oleh manusia-manusia agung. Beliau-shallallahu ‘alaihi wasallam-tidak sekedar bercita-cita. Tapi beliau mempersiapkan orang-orang besar guna meraih cita-cita besar itu. Selama duapuluh tiga tahun kurang lebih, pekerjaan beliau yang sangat menonjol adalah ‘membibit’ generasi.
Semoga Allah meridhai Umar bin Khatthab Radhiallahu ‘Anhu yang memiliki kecerdasan yang lebih. Beliau tahu persis apa yang dibutuhkan ummat yang terpuruk agar bisa bangkit. Dengan intuisi yang tajam khalifah brilian ini memberi solusi jitu. Coba simak potongan kisah ini

Di salah satu rumah dari sekian rumah yang terdapat di kota Madinah Umar duduk bersama sahabat-sahabatnya. Beliau berkata:”Bercita-citalah!”. Salah seorang di antara mereka berkata:”Saya bercita-cita seandainya rumah ini penuh dengan emas, niscaya saya akan infakkan di jalan Allah”. Lalu Umar berkata lagi: “Bercita-citalah!”.Sahabat yang lain berkata:”saya bercita-cita seandainya rumah ini penuh dengan mutiara, zamrut dan permata niscaya saya akan menginfakkannya di jalan Allah dan mensedekahkannya”. Umar berkata lagi:”Bercita-citalah!”.para sahabatnya berkata serempak:”Kami tidak tau apalagi yang harus kami katakan wahai Amirul Mu’minin”. Lalu Umar berkata:”Saya bercita-cita tampilnya orang-orang seperti Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, Mu’adz bin Jabal, dan Salim budak Abu Hudzaifah, niscaya saya akan meminta bantuan mereka guna menegakkan kalimatullah.”

Dengan demikian, tugas kita yang sangat mendesak adalah mendekatkan jarak antara cita-cita besar kita dan realita kaum muslimin saat ini dengan mencetak generasi yang berkualifikasi ‘laki-laki’.

Tidak ada komentar: